Seminar Universitas Dhyana Pura, Bali dan para wira usahawan mitra Betang Asi Credit Union Di Kota Palangka Raya

oleh
oleh

Palangka Raya – Tim Peneliti Universitas Dhyana Pura, Bali : Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Adat Bali, Batak Karo, dan Dayak, melakukan seminar di Betang Asi Credit Union (CU) Jalan Tjilik Riwut km 1 no 32A, Palangkaraya, minggu 18 Agustus 2019 pukul 10 .00 WIB.

Acara di hadiri ketua Betang Asi Ambu Naptamis, wakil ketua 1 Yulius Langkah, wakil ketua 2 Sewanta Puja, Jendral Menejer Ethos H Lidin, Lukas., S.Pi., M.Si, Dr. I Wayan Damayana, Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi sebagai ketua tim peneliti dari Universitas Dhyana Pura, Bali dan para wira usahawan mitra Betang Asi Credit Union.

Saat awak media melakukan wawancara dengan  tamu dari Universitas Dhyana Pura Bali, Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi (Ketua Peneliti) dan Dr. I Wayan Damayan (Anggota peneliti), Dr. Dermawan Waruwu (Anggota Peneliti).

“Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi (Ketua Peneliti) mengatakan, dalam mengamban tugas penelitian pada tahun ini kami (tim) melakukannya di tiga setting adat, yakni adat Dayak, Bali, Batak Karo. Lebih lanjut mereka mengungkapkan kepada awak media bahwa, kearifan lokal pada budaya setempat menunjukkan betapa kayanya indonesia dan sekaligus kekayaan/keunikan ini dapat dikolaborasikan dengan manajemen moderen dalam membangun kesejahteraan pada bidang ekonomi, “Ungkapnya.

Di waktu yang sama Dr. I Wayan Damayana (Anggota peneliti) mengungkapkan” sebagai dosen harus menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu: mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian. Pada tahun ini penelitian kami mengambil tempat di Bali, Sumatra dan kalimatan. Yang kami ingin lihat adalah bagaimana menemukan model pemberdayaan ekonomi masyarakat  adat  sebagai upaya percepatan pembangunan ekonomi nasional.

Sebagai peneliti, kami mungkin dapat memberikan informasi hal-hal potensial yang bisa dikembangkan oleh masyarat adat dayak, dalam membangun kesejahteraan di bidang ekonomi, sedangkan untuk strategi maindset harus di rubah, misal melalui pendidikan. Banyak orang asli kalah di sektor informal oleh para pendatang, karna ada kecenderungan orang asli sukanya jadi pegawai. Kalimantan Tengah kaya dengan sumber alam tetapi orang tidak dapat bergantung pada alam seterusnya karna alam punya keterbatasan “pungkasnya.

Ketua Betang asi Ambu Naptamis berpesan, berharap kedepannya kepada anggota aktivis Credit Union untuk belajar bagai mana merubah pemasaran dengan mereka yang lebih dulu melakukan pemasaran produk produk anggota untuk pemasaran dan bagai mana cara mereka melakukan pemasaran produk adat untuk anggotanya,”ucapnya.

(Rayati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *