PSBT PKTrans Gelar Sosialisasi Koordinasi Lintas Sektor

oleh
oleh

PULANG PISAU | KALTENG – Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans) melalui Direktur Pengembangan Sosial Budaya Transmigrasi (PSBT) menggelar Sosialisasi Koordinasi Lintas Sektor dalam rangka program Ketahanan Pangan Nasional di Kawasan Transmigrasi yang bertempat di Aula Kantor Desa Tahai Jaya, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Rabu (01/07).

Kegiatan tersebut dipimpin langsung Direktur PSBT, Dewi Yuliani didampingi Camat Maliku, Teras, Kepala Desa Tahai Jaya, Jasimin, Kepala Disnakertrans Pulpis yang diwakili Kabid P3T, Rini Widigdo beserta Kasi Transmigrasi, Dewi Sri Rejeki, PPL dan Kelompok Tani.

Kepada media ini, Dewi mengatakan, langkah pertama yang dilakukan pihaknya khususnya di bidang Sosial Budaya adalah dengan mempersiapkan masyarakat dengan mengedepankan SDMnya untuk mendukung program tersebut setelah pandemi Covid-19.

“Kita perlu menyiapkan SDM unggul Indonesia Maju, yaitu menjadi pelaku utama bukan hanya jadi penonton,” jelas Dewi usai kegiatan tersebut.

Dalam menyiapkan SDM ini, lanjutnya, diperlukan kehati-hatian jangan sampai ada gesekan-gesekan. Kalau masyarakat tidak disiapkan dan tidak memahami program ini dengan baik, maka nanti kegagalan lagi yang terjadi.

“Seperti kemarin, di Kalteng pernah dilaksanakan Program Lahan Gambut (PLG) sejuta hektare, tapi hanya mengalami masa keemasannya cuma berkisar 4 sampai 5 tahun saja, habis itu ditinggalkan juga,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, dalam kegiatan ini warga desa dan kelompok tani diminta untuk mengisi kuisioner guna mengetahui sejauh mana kesiapan masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tersebut.

“Dalam berpartisipasi pun, harus betul-betul atas kesadaran pribadi dan juga karena masyarakat merasa membutuhkan program ini, bukan karena disuruh,” imbuhnya.

Dirinya juga menegaskan, harus ada keterlibatan masyarakat lokal sejak awal. Melihat dari sisi keberhasilan warga masyarakat yang berada di Desa Tahai Jaya dan sekitarnya saat ini.

“Kami ingin dari masyarakat lokal pun ikut terlibat sejak awal, kerena kalau tidak ikut maka semuanya nggak ada gunanya nanti,” pinta Dewi.

Menanggapi keluhan petani terkait pemasaran hasil panen, Dewi menuturkan, kualitas SDM petani memang baru sebatas di lahannya saja, sehingga petani hanya tahu cara bertanam sampai dengan masa panen. Untuk pemasaran atau penjualan hasil panen, petani masih belum mengetahui sehingga cenderung hasil panen petani terjual dengan harga yang murah.

“Dengan pola pengembangan yang kami terapkan, ini merupakan satu paket. Nanti juga dilakukan perekrutan petani muda untuk dijadikan petani milenial dan pemasarannya juga akan diajari. Jadi akan ada wirausahawan muda di bidang pangan,” pungkasnya.

Red/tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *