Danau Panggang – Tuan Guru Gusti Imansyah ( Guru Murad ) dilahirkan pada tanggal 5 Juni 1929 di desa Sungai Namang, Kecamatan Danau Panggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Andin Muhammad Randy Rafsanjani adalah salah satu cucu keturunan dari tokoh ulama yang memperjuang kemerdekaan Indonesia yang ada di Kalimantan khusunya, yaitu Penghulu Haji Gusti Saaluddin atau Kyai Suta yang mansyur di masyarakat bergelar Datuk Laba.
Rendy menceritakan ulang,” Tuan Guru Gusti Imansyah ( Guru Murad ) Sejak kecil beliau dididik orang tuanya yang bernama Gusti Muhammad Dari dengan didikan keaagamaan secara privat.
Pada usia 7 tahun beliau mulai masuk sekolah Normal Islam di Amuntai selepas menamatkan pendidikannya disana beliau kemudian meninggalkan kampung halamannya untuk meneruskan pendidikannya ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Beliau menimba ilmu dan belajar agama sebagai seorang santri Pondok Pesantren Darussalam selama 10 tahun yaitu pada kurun waktu antara tahun 1940 sampai dengan 1950.selama di Pondok Pesantren Darussalam ini beliau berguru dengan ulama-ulama terkemuka pada zamannya diantaranya :
- K.H. Abdul Kadir Hasan
- K.H. Abdullah
- K.H. Husin Ali
- K.H. Anang Sya`rani Arif
- K.H. Samman Mulia
- K.H. Husin Qadri
- K.H. Salim Maruf
- K.H. Ahmad Rodi (ayah K.H. Ramli Ahmad)
Setelah lulus Pada tahun 1950 beliau diberikan kepercayaan untuk mengajar di Pondok Pesantren Darussalam sampai menjelang akhir hayatnyapada tahun 1975 atau selama sekitar 25 tahun, selama mengajar beliau mendidik banyak santri-santri yang dikemudian hari menjadi ulama dan tokoh-tokoh masyarakat di Kalimantan, Diantara murid-murid beliau yang menjadi ulama-ulama dan tokoh-tokoh masyarakat adalah :
- K.H. M. Syukri Unus (Pimpinan Majelis Ta`lim Al-Mubarak)
- K.H. Jarkasi Nasri (Pimpinan Majelis Ta`lim Hidayatus Sibyan)
- K.H. Sophian (Ketua Syuriah NU Kalsel)
- K.H. Jarkasi As (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Asmuni/GuruDanau (Pengasuh PP Darul Aman Danau Panggang)
- K.H. Kamaluddin (Kepala Madrasah Aliyah Putri Darussalam
- K.H. Tasrifin (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Amin Dahlan (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Marhasan (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Khalilurrahman (Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Ibramsyah (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Makmun (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Abdurrahman Sidiq (Sungai Asam)
- K.H. Muhammad Fadli (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Muhammad Ibrahim (Guru Pondok Pesantren Darussalam)
- K.H. Nurhan Gurdan (Sungai Namang Danau Panggang)
- K.H. Iriansyah Gurdan (Jenamas Kalteng)
- K.H Ahmad Gozali S.Pd.I (Pengasuh PP Al-Istiqamah Muara Teweh)
- K.H. Tabrani (Pengasuh PP Datu Aling Binuang)
Selain mengajar di Pondok Pesantren Darussalam beliau juga membuka pengajian di rumah beliau untuk masyarakat umum yang ada di desa Pasayangan pada malam Rabu setiap minggunya dengan terlebih dahulu dimulai dengan pembacaan Maulid Habsyi atau Maulid Azab atau Maulid Diba`i, sedangkan kitab yang dibaca beliau dalam pengajian tersebut adalah kitab Nashoih ad-Diniyah dan Tadzkiroh al-Qurtuby.
Dengan petunjuk dan izin dari guru dan Syekh Mursyid beliau yaitu K.H. Semman Mulia beliau kemudian membuka pengajian dilanggar At-Taubah setiap malam Sabtu yang diisi secara bergiliran dengan guru-guru Pondok Pesantren Darussalam yang lainnya seperti :
- K.H. Muhammad Jahri
- K.H. Hasyim Mukhtar El-Husaini
- K.H. Syarkawi
- K.H. Rusydi Taufik Lc
- K.H. M. Saleh Abdurrahim Lc
Kemudian diantara tahun 1965 hingga 1970 beliau sempat pula mengisi pengajian agama di Mesjid Jami Al-Qaramah Martapura menggantikan K.H. Husin Qadri yang meninggal dunia. Kemudian menjelang akhir hayatnya yaitu antara tahun 1973 hingga 1974 beliau berkhalwat dibawah bimbingan syekh mursyid nya yaitu K.H. Semman Mulia.
K.H Gusti Imansyah (guru Murad) menikah dengan seorang wanita bernama Gusti Maisyah binti Gusti Amir Husin dari kampung Pasayangan dari perkawinan ini beliau dianugerahi 4 oranganak yang meninggal diwaktu kecil adapun yang masih hidup dan memberikan beliau keturunan dan zuriat ada 7 orang yaitu :
- Gusti Bustaniah
- Gusti Solatiyah
- Gusti Witriyah
- Gusti Mardekansyah
- Gusti Yusriansyah
- Gusti Norhasidah
- Gusti Wardiansyah
Dikemudian hari diantara keturunan dan zuriat beliau ini ada yang mengikuti jejak langkah beliau dalam mengajar dan berdakwah. Adapun diantara anak beliau yang mengikuti jejak langkah beliau adalah :
K.H Gusti Mardekansyah (mantan anggota DPRD Kabupaten Banjar periode 1992-1997, pernah mengajar di Pondok Pesantren Hidayatullah (SMIH) Keraton antara 1979-1999 sekarang mengajar di Pondok Pesantren Darussalam).
K.H Wardiansyah (mantan anggota DPRD Kabupaten Banjar periode 2004-2009 dan 2009-2014, pernah mengajar dan menjadi pimpinan Madrasah Ibtidaiyah di Pondok Pesantren Darussalam antara 1986-2008, sekarang menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Hidayatullah Taman Hudaya dan dosen di Fakultas Hukum Universitas Islam Kalimantan/Uniska).
Ustadz Gusti Yusriansyah (Guru Pondok Pesantren Ubudiyah Bati-Bati).
Adapun diantara menantu beliau yang mengikuti jejak langkah beliau adalah :
Ustadz Ramli (alm) suami Gusti Bustaniah (Guru Pondok Pesantren Bangun Jaya Pasayangan)
K.H. Asmuri Gurdan suami Gusti Noriyah (Pengasuh PP Al-Istiqamah Muara Teweh dan Imam Masjid Raya Muara Teweh)
Adapun diantara cucu beliau yang mengikuti jejak langkah beliau adalah :
- Ustadz Murdiansyah (guru Pondok Pesantren Darussalam)
- Ustadz Rahmani (guru Pondok Pesantren Darussalam)
- Ustadzah Atiyah (guru Pondok Pesantren Darussalam) ketiganya adalah anak dari Gusti Bustaniah
- Ustadz Hasbiannor (mantan guru Pondok Pesantren Darussalam dan sekarang mengajar di SDN Sekumpul) anak dari Gusti Solatiah
Adapun diantara amaliyah dan karakteristik beliau adalah suka dan senang berdakwah baik diperkotaan hingga kepelosok-pelosok daerah, baik itu diwilayah Kabupaten Banjar maupun diluar wilayahKabupaten Banjar, bahkan tidak jarang dalam dakwahnya beliau sampai kedaerah pegunungan Meratus yang pada saat itu dihuni oleh suku dayak Meratus yang masih menganut animisme dimana pada waktu itu jarang sekali para pendakwah yang berani masuk ke daerah tersebut, dan alhamdulillah berkat keberanian dan kegigihan beliau dalam menyampaikan dakwahtersebut banyaklahdiantara mereka yang masuk agama Islam dan meninggalkan agama nenek moyangnya.
Bagi beliau tidak ada kata mundur dalam menyampaikan dakwah dan beliau selalu siap dengan segala resiko yang dihadapi dalam berdakwah karena beliau yakin bahwa dengan menyiarkan dakwah Islam merupakan pelaksanaan perintah Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Didalam berdakwah beliau selalu mengutamakan suri tauladan dan selalumenekankan untuk mengamalkan terlebih dahulu dari diri beliau sendiri apa yang akan beliau sampaikan kepada orang lain.
Dalam rangka menciptakan tenaga-tenaga daiyang handal beliau mendirikan lembaga dakwah yang beliau beri namaIttihadul Muballigin atau berarti ikatan muballig Kabupaten Banjar. Lembaga ini berfungsi untuk mendidik para santri agar tidak hanya alim dalam disiplin ilmu agama tetapi juga handal dan mampu untuk menjadi dai-dai yang professional dikemudian hari, diantarabeberapa ulama yang pernah menjadi peserta didik beliau dan menjadi alumnus Ittihadul Muballigintersebut adalah :
- K.H. M. Aini Rantau (Guru Ayan)
- K.H. Muhammad Sadzali (Anjir)
- Drs. Muhammad Juhdi (Mantan Wakil Ketua DPRD Kab. Banjar)
- K.H. Sarwani Jumri (Ketua MUI Kaltim)
- K.H. Abdul Syukur Lc (Dosen IAIN Antasari)
- K.H. Asli Anshori (Danau Panggang)
- K.H. Masri (Pimpinan Pondok Pesantren Nurussalam Danau Panggang)
- K.H. Ali Nurdin (Ketua MUI Tapin)
- K.H. Kursani Abu (Dosen IAIN Antasari)
- K.H. Sulaiman Nain (Kotabaru)
- K.H. Zainuddin Astani (Danau Panggang)
Lanjutannya, Kemudian ada beberapa kelebihan dan fadhilah yang dimiliki oleh beliau yang disaksikan langsung oleh anak istri, keluarga dan orang-orang yang sempat melihat beliau antara lain, pertama, beliau diberikan tahu oleh Allah mengenai seseorang yang hendak berbuat jahat seperti berdusta dan lainnya, kedua, ketika hampir wafatnya beliau memberitahukan kepada keluarganya mengenai hari dan jam kematian beliau, ketiga ada beberapa orang yang melihat kuburan beliau mengeluarkan cahaya seperti bola lampu yang menerangi kuburan beliau dan kuburan yang ada disekitarnya. Keempat beliau adalah termasuk orang yang diberi anugerah bertemu dan melihat Rasulullah SAW yaqhazatan wa manaman atau saat bangun dan didalam mimpi.
Adapun wasiat beliau kepada murid dan zuriatnya adalah :
- Rajin menuntut ilmu dan menghormati ulama baik yang muda maupun yang tua
- Mengamalkan membaca al-Qur`an setiap hari
- Mengamalkan puasa sunnah
- Membantu kaum fakir, miskin dan anak yatim
- Menghormati tamu
- Mendoakan kebaikan kepada orang lain sekalipun orang tersebut memusuhi kita
- Menyayangi anak kecil
- Menghubungkan tali silaturrahmi
- Mengamalkan bersedekah sesuai dengan kemampuan
- Mengisi waktu antara Magrib dan Isya dengan dzikir dan amal ibadah lainnya.
Setelah mengalami sakit selama 17 hari maka pada hari Senin tanggal 24 Muharram 1396 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 26 Januari 1976 Masehi beliau berpulang ke rahmatullah pada usia 47 tahun, kemudian jenazahnya dikebumikan di alkah keluarga di Jl Makam Desa Pasayangan Utara berdekatan dengan makam Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam al-Watsiqubillah.
Semoga segenap perjuangan dan amal usaha beliau menjadi amal ibadah beliau dan menjadi suri tauladan dan pedoman bagi kaum muslimin pada umumnya wa bil khusus terutamabagi murid-murid, anak cucu dan zuriat beliau sehingga mendapatkan keberkahan didunia dan kebahagiaan diakhirat. Amin.
(Indra)