Kisah Pilu Musisi Kalteng Yang Sedang Mencari Putrinya

oleh
oleh

Palangka Raya – Kisah musisi dan pencipta lagu Asal Kalteng Endang Harianto yang akrap di sapa Dadang Nekad sangat menarik untuk di ikuti beberapa tahun ini, Selalin piawai dalam merangkai kata menjadi satu karya lagu, musisi ini Seorang ayah yang penyayang.

Kisah musisi Dadang Nekad yan terpaksa harus terpisah dengan putri kecilnya bernama Azarah yg kini berusia 4 thn lebih, “Sejak juni 2018 Saya merawat Azarah sendiri, memandikanya, masang pokoknya, nyuapin makan, bikin susunya, jadi Ayah sekaligus Ibu” kata Dadang Nekad.

Dimata Dadang Azarah adalah anak yang pintar tidak mau merepotkan ayahnya dan tak pernah mau jauh dari ayahnya, mungkin karena dadang sudah merawatnya dari kecil dan dibawa kemanapun dadang berpergian, mulai dari manggung, rapat dipemerintahan, jalan – jalan, dimanapun dadang berada disitu ada Azarah menemani.

Tetapi semua kebahagian itu sirna setelah oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab membawa kabur putri semata wayang dadang, JE sang ibu dari AZ (azarah) diduga kuat yang menjadi dalang dibalik semua ini dan sampai saat ini tidak diketahui dimana keberadaanya.

Kisah ini bermula pada tanggal 06 Oktober 2019 saat JE sang ibu datang ke Kota Palangka Raya karena sang putri sebentar lagi akan merayakan ulang tahun yang ke – 4, pada saat JE dijemput oleh supir DN (Dadang Nekad), JE sempat mengajak sang supir untuk sarapan terlebih dahulu karena masih terlalu pagi.

Sekitar Jam 15.00 Wib DN dan Putri Kecilnya menyusul ke hotel tempat JE menginap dengan maksud ingin bertemu dengan JE. Sesampainya di hotel DN menuju receptionis yang sedang berjaga dan menanyakan apakah ada tamu yang menginap dengan nama JE.

Tamu atas nama JE tidak ada pak ujar receptionis, DN lalu berkata “JE itu istri saya dan ini anaknya ingin bertemu, saya yang membelikan voucer untuk menginap disini masa tidak ada tamu atas nama JE” kata DN.

Receptionis lalu menelepon kamar JE dan bilang kalau ada DN yang sedang menunggu dengan anaknya di lobby Hotel ingin bertemu, tak berapa lama JE datang menemui DN dan anaknya. Setelah ngobrol singkat DN mengajak JE untuk mencarikan baju untuk anak mereka yang sebentar lagi akan merayakan ulang tahun.

JE pun setuju dengan ajakan DN, mereka lalu berangkat untuk memilih gaun dan sepatu untuk dipakai putri kecil mereka pada saat ulang tahun nanti, sepulangnya dari berbelanja mereka lalu mampir ke Restoran Pizza untuk makan.

Kurang lebih jam 18.30 Wib + – 19.00 mereka tiba di hotel, tempat JE menginap, lalu JE menyerahkan AZ ke DN untuk dibawa pulang. Sesampainya dirumah AZ menangis, karena takut terjadi apa – apa maka DN membawa AZ kembali ke Hotel untuk menemui JE.

Tetapi pada saat tiba dihotel DN terkejut karena JE sudah cek out, untuk menyakinkan hatinya DN meminta bukti kepada pihak hotel untuk memastikan bahwa JE sudah cek out, ketegangan antara DN dan pihak hotel terjadi karena pihak hotel tidak mau memberikan bukti cek out kepada DN.

Pada saat dimintai bukti cek out pihak hotel menjawab dengan berbelit – belit serta tidak ada kepastian, mengakibatkan DN serta anaknya terlantar di lobby hotel karena menunggu jawaban dari pihak hotel.

Merasa diperlakukan tidak adil dan semena – mena oleh pihak hotel, DN lalu mengeluarkan handphone dan melakukan siaran langsung di Facebbok dengan maksud supaya pihak hotel mau memberikan bukti cek out JE namun pihak hotel seakan tidak perduli.

Karena sudah tengah malam dan pihak hotel tidak juga memberikan keterangan yang jelas ( berbelit – belit) DN lalu melemparkan tempat koran kedinding hotel, setalh barulah pihak hotel mau menunjukan kamar yang sudah kosong dan rapi kepada DN dan anaknya, serta memberikan bukti check outnya. (Tim/Dadang Nekad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *